bismillaah
Sore hari ini, langit
terlihat gelap, awan kelabu mendominasi setiap sisi pandangan yang kulihat. Ah,
pertanda hujan. Hal itu membuatku merasa malas melakukan aktivitas diluar
rumah. waktu itu adalah jadwal tarbiyah rutin mingguan di jumat sore. Sungguh,
cobaan terberat dalam menuntut ilmu lagi-lagi datang, ditambah dengan lokasi
tarbiyah yang terbilang cukup jauh. Memang, syetan memiliki banyak cara untuk
menggoda manusia, kecuali bagi hamba-hamba Allaah yang "terpilih".
"ukh, hari ini
ikut mentoring kan?" . Tiba-tiba sebuah pesan muncul dilayar handphone ku.
Dengan cepat aku mengiyakan dan berusaha melawan rasa malasku yang besar.
Sungguh, jika bukan karena pertolongan Allaah, tidak ada sedikitpun daya untuk
melangkah dan melawan nafsuku.
Sesampainya di tempat
mentoring, kami menunggu murobiyah datang sambil berdiskusi ringan. Menit demi
menit berlalu namun murobiyah tak juga datang. Hingga kami memutuskan untuk
kembali kerumah jika 30 menit kedepan murobiyah tidak memberi kabar. Setelah 30
menit berlalu, kami pun bersiap-siap untuk pulang.
Namun, tiba-tiba
langkah kami terhenti. Tiga orang muslimah melangkah mendekat kearah kami , dan
menyapa kami dengan senyum indah nan tulus. Perlahan mereka mencoba untuk
memperkenalkan diri dan berbincang ringan. Ditangan mereka, kulihat
lembaran-lembaran berwarna putih . Mataku fokus pada lembaran itu, hingga aku
berhasil menerka, ternyata lembaran itu adalah sebuah buletin dakwah islam
rutin yang akhir-akhir ini sering aku dapatkan.
"Teteh, mangga,
ini ada buletin untuk teteh-teteh. Ini baru terbit kemarin. Temanya sedang
hangat-hangatnya. Mengenai aktivitas 9 April lalu". Tiba-tiba seseorang
diantara mereka menyodorkan lembaran buletin ke arahku. Akupun menghentikan
lamunanku. Seketika aku terpaku pada isi buletin itu, sambil sesekali
mendengarkan mereka menjelaskan beberapa poin penting dari isi buletin itu.
Sungguh., diskusi sore itu begitu mengalir. Kami
terhanyut mendiskusikan permasalahan umat islam saat ini. Mulai dari
kemaksiatan yang dilakukam terang-terangan oleh masyarakat, hingga kepada
sebuah kebijakan "aneh" yang justru melonggarkan kemaksiatan semakin
merajalela. Benar saja, akar permasalahannya ada dalam diri, diri setiap
individu yang sebenarnya memiliki hak untuk memilih jalan hidup yang akan ia
dijalani. Namun, membayangkan kondisi sebagian besar masyarakat yang justru
cenderung jauh dari pegangan pedoman hidup terbaik, yaitu Al-Qur’an dan
Assunnah, membuat hati miris. Pantas saja, tidak aneh jika kebanyakan anak muda
sekarang cenderung “Meniru” ini itu dengan mudahnya, karena mereka sendiri belum
memiliki pegangan yang teguh..
Waktu demi waktu berlalu. Tidak terasa, diskusi berjalan
satu jam lamanya. Begitu banyak hikmah didalamnya. Segala puji Bagi Allaah yang
telah memudahkan diri untuk melangkah menuntut ilmu. Tidak ada murobiyah,
Allaah pun menakdirkan media lain sebagai penggantinya..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sahabat, Mungkin cerita ini cerita sederhana, tidak ada klimaks yang menarik, ataupun alur setting yang unik. Tidak, sungguh bukan itu yang nur ida tekankan. Percayalah saudariku, setiap detail kehidupan mempunyai nilai. Istimewa atau tidaknya tergantung kacamata kita sebagai tokoh utamanya. Jika kita berpaling sedikit saja dari hikmah, sungguh, satu detik peristiwa itu memiliki harga. Jangan biarkan diri kita menjadi orang-orang yang menyesal dikemudian hari karena minimnya usaha muhasabah diri.
Ingatlah
saudariku, setiap detik waktu memiliki episodenya masing-masing. Semuanya telah
Allaah atur dengan begitu rapih. Nikmatilah setiap episodenya. Jangan pernah
mengeluh terhadap apapun yang terjadi pada diri. Hadapi, Hayati, Nikmati, dan
Syukuri. Semoga Allaah memudahkan kita
dalam mengambil hikmah dari setiap peristiwa.. aamiin
Namun,
berhati-hatilah, mengukir kebaikan dalam setiap episode kehidupan tidaklah
mudah. Banyak cobaan yang akan sahabat lalui. Mulai dari nafsu diri, godaan dan
bisikan syetan yang bersarang dialam dada manusia. Itulah mengapa kita sebagai
seorang hamba selayaknya selalu memohon perlindungan kepada Allaah, seperti
yang tercantum dalam surat An-Naas (QS 114 : 1-6), yang artinya ;
“Katakanlah: Aku
berlindung kepada Robb manusia, Raja manusia, Sembahan (Ilaah) manusia. Dari
kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan)
ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.”
Baarokallaahulakum
salam
Nur Ida Maulida