Thursday, June 30, 2011

Duhai wanita, gadis remaja, ukhti muslimah..


Duhai wanita,
Engkau tiada perlu memakai begitu banyak perhiasan,
karena engkau adalah perhiasan itu sendiri..

Kecantikan yang kau jaga dengan menghijabinya,
akan menghantarmu pada kemuliaan.
Dan sebaliknya jika tak kau hijabi,
maka akan menghantarmu pada kehancuran.

Engkau tak perlu menampakkan keindahanmu duhai wanita,
karena dengan sendirinya keindahan itu
akan tertampakkan pada caramu menghijabi diri

Hijabmu yang menjuntai,
dan akhlaq yang tertata membuat iri
sekaligus pembangkit semangat bagi wanita lain
yang ingin sepertimu bahkan melebihi mu

Keshalehan adalah keindahanmu..
Berbinar cemerlang bak mutiara..
Santunmu bagai cermin bagi yang memandang.
Dari begitu banyaknya perhiasan didunia,
jadilah engkau  sebaik-baik perhiasan,
yakni sosok wanita saleha.
Beribu lelaki pencinta kesolehanpun,
berebut ingin memilikimu

Wanita salehah,
wujud cintanya pada ALLAH adalah ketundukan dan ketaatan pada syariaNYA.
Ia bagi teman salehah adalah yang mampu mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan.
Ia bagi anaknya adalah madrasah yang tak kenal lelah dalam membimbing.
Ia bagi lingkungannya adalah contoh teladan bagi tiap wanita.
Dan ia bagi suaminya adalah partner yang mengokohkan dalam
menempuh dan meraih ridho ilahi.

Duhai wanita, gadis remaja, ukhti muslimah..
jadilah sebaik baik perhiasan dunia.
Agar selamat dunia ini dari kehancuran

-by us : komunitas hijab indonesia. :)

Tuesday, June 21, 2011

parable of muslimah


A guy asked a Muslim: Why do ur girls cover up their body and hair?
Answered: The Muslim guy smiled and got two sweets, he opened the first one and kept the other one closed. He thrown them both on the dusty floor and asked the guy: If I asked u to take one of the sweets which one u will choose?
The Man replied: The covered one.
Then the Muslim said that’s how we treat and see our women!
Pass on If you are a proud Muslim :)
A guy asked a Muslim: Why do ur girls cover up their body and hair?
Answered: The Muslim guy smiled and got two sweets, he opened the first one and kept the other one closed. He thrown them both on the dusty floor and asked the guy: If I asked u to take one of the sweets which one u will choose?
The Man replied: The covered one.
Then the Muslim said that’s how we treat and see our women!
Pass on If you are a proud Muslim :)
(via loveAllah)

Monday, June 20, 2011

untuk mu wanita shalihah

Bukan tak Cinta
Namun ia tahu batas
Bukan ingin Berdusta
Namun menjaga hati dan mata

Bukan ingin bersembunyi
Namun menjaga kesucian diri
Ia malu
Bukan ia tak mau

Ia menunduk
Bukan tertunduk

Ah indahnya..
Ia pun manusia
Yang membutuhkan cinta

Mutiara didalam lautan
Bintang diangkasa berkilau
Hanya tangan halal yang berhak menyentuhnya

Subhanallah..

Wahai wanita sahalihah
Penyejuk hati
Penentram jiwa
Hiasan mata

Adakah yang lebih indah darinya
Kurasa tidak

Ah, itu hanya dusta, KAWAN,,
Tanyalah hatimu
Bukan nafsumu

Jika setiap malam berdoa
Agar segera datang orang yang dirindunya
Akupun demikian pula

Namun kuyakin
Segala sesuatu ada ditanganNYA
Dan jika memang dialah orangnya
Pasti kan tiba saatnya

Wahai kau yang disana
Saat aku datang membawa puisi
Kau mungkin terheran membacanya
Namun tak mengapa
Karena aku yang tak berterus terang

Kuakui aku jatuh cinta
Bukan pada keelokan fisikmu
Namun keindahan akhlakmu

Tak perlu khawatir karna kau berjilbab
Tak perlu takut karna kau bercadar
Wajahmu tetap cantik mempesona
Ia takan pudar bahkan semakin bersinar

-—rini chania

Sunday, June 19, 2011

for my sunday

bismillah ..

Kehidupan didunia ini ibarat pohon yang dipakai untuk berteduh,
bagi seorang musafir.
sebentar dan akan ditinggalkan

perbekalannya adalah takwa
sedang kendaraannya adalah Amal shalih

Betapa bahagianya..
bila ia selamat dan sampai di negeri impiannya
yaitu SYURGA

--
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad saw bersabda:
Allah Berfirman :
" Aku telah menyediakan  untuk hamba-hambaku yang sholeh
apa yang tidak pernah mata melihatnya,
tidak pernah telinga mendengarnya,
tidak pula pernah terbetik dalam hati manusia "
(HR . Bukhori : 7948)

subhanallah wabiHamdih Subhanallah Hil Adzim

cc
**Hikmah on sunday

Monday, June 13, 2011

Wanita Penghuni Surga Itu…


Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah
Muraja’ah: ustadz Abu Salman
 Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.
Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?
Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.

Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.
Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?
Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Marji’:
Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.
source : muslimah.or.id
***

Sunday, June 5, 2011

FIQIH OLAHRAGA


FIQIH OLAHRAGA (bulletin Al-Furqon volume 2 No 1)

Bismillahirrahmaanirrahim
Olahraga merupakan suatu aktivitas yang hamper tidak bias dipisahkan dari kehidupan manusia karena memang olahraga sendiri mengandung banyak manfaat dan hal-hal positif. Oleh karenanya, pada asalnya islam tidak melarangnya.
Namun, sangat disayangkan, olahraga yang pada asalnya sangat bermanfaat, ternyata sekarang ini telah tercampuri dengan kemaksiatan yang bersebrangan dengan norma islam nan indah ini.
Maka, pada kesempatan kali ini, dengan izin Allah SWT dan semata-mata mengharap ridhaNYA, An-nisa akan membahas sedikit tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berolah raga yang telah diajarkan agama islam yang sempurna ini , agar olahraga yang kita lakukan benar-benar bermanfaat dan tidak mengandung unsure kemaksiatan.

HUKUM OLAHRAGA
Suatu kaidah dalam islam yang hendaknya kita tanamkan yaitu bahwa hokum asal dari segala sesuatu adalah halal dan boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya dan tidak dicampuri perkara-perkara yang terlarang atau memudaratkan. Begitu juga dalam masalah olahraga.
Nabi saw bersabda , “ apa-apa yang Allah swt halalkan dalam kitabNya adalah halal, apa-apa yang diharamkan maka ia haram, dan segala yang didiamkan maka tidaklah mengapa (halal), maka terimalah apa-apa yang dibiarkanNya, karena Allah SWT tidaklah melupakan sesuatupun.”  Kemudian Nabi saw membacakan ayat , “ dan tidaklah Rabb mu itu lupa. “ (HR . Al Hakim : 2 / 375, dihasankan al-Albani dalam  Ghayatul Maram hlm. 20 )
Dan bahwasanya penghalalan dan pengharaman adalah hak mutlah khusus bagi Allah SWT semata, tidak ada mahluk yang mencampurinya.

PERKARA-PERKARA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM OLAHRAGA
1.     1.   Untuk mencari Ridha Allah
Seorang muslim hendaknya selalu mencari ridha Allah dalam setiap aktivitasnya, begitu juga dalam berolahraga. Dan itulah tujuan diciptakannya manusia. Perlu diketahui bahwasanya ibadah bukan hanya sekedar shalat, puasa, haji, dan semisalnya , namun lebih dari itu, ibadah ialah mencakup semua apa yang dicintai dan diridhai Allah swt baik itu perkataan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak.
Jadi, olahraga tau perkara-[erkara yang mubah yang dilakukan oleh seorang muslim akan bernilai ibadah apabila untuk mencari keridhaan Allah SWT.

2.       2. Tidak menghabiskan waktunya untuk olahraga dan tidak melupakan ibadah kepada Allah
Sesungguhnya manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah , mencari bekal untuk kehidupan akhiratnya, karena cepat atau lambat dia pasti akan meninggalkan dunia dan menuju ke kehidupan akhirat yang abadi .
Dan termasuk tipu muslikaht setan untuk menyesatkan manusia yaitu menghiasi dunia supaya manusia tenggelam didalamnya dan melupakan kampung akhiratnya. Setan menghiasai plahraga sehingga manusia asyik dengan olahraga dan tenggelam didalamnya sehingga menghabiskan waktunya untuk berolahraga atau kabar-kabar yang membicarakan bintang-bintangnya dengan rasa kagum secara detail tanpa memandang agama dan akhlaknya

3.       3. Menutup aurat
Seorang muslim laki-laki maupun perempuan wajib menutup aurat dan dilarang melihat aurat orang lain maupun sesame jenis (lihat An-nur ;:30-31)
Rasulullah saw bersabda, “ seorang laki-laki dilarang melihat aurat laki-laki lain dan seorang perempuan dilarang melihat aurat wanita lain” (HR. Muslim)
Akan tetapi , pemandangan menyedihkan yang kita saksikan pada zaman sekarang ini banyak kaum muslimin yang menyingkap aurat nya (termasuk dalam ajang olahraga). Maka dari sini kita mengetahui bahwa olahraga yang mengharuskan pesertanya menyingkap auratnya seperti binaraga , renang, senam , atau yang semisalnya, maka hukumnya haram.

4.       4.Tidak kagum dan mengidolakan orang non muslim
5.       5.Tidak menimbulkan sifat bangga diri, sombomg, dan dengki. Dan selainnya
6.       6.Tidak menimbulkan permusushan
7.       7.Bebas dari perjudian

Khotimah:
Para pembaca yang dirahmati Allah, hendaknya kta selalu mengingat akan tujuan Allah menciptakan kita agar kita selalu beribadah kepadaNya. Dan rasannya waktu ini sangat sedikit bila dibandingkan kewajiban-kewajiban yang harus kita tunaikan dan hal-hal yang bermanfaat berupa ilmu dan amal shalih, sehingga kita harus berfikir kembali untuk menyia-nyiakan  waktu yang sedikit ini. Dan kalau memang kita butuh dan perlu untuk berolahraga , hendaknya secukupnya dan kita niatkan untuk mencari ridha Allah SWT dengan tetap menjaga apa yang menjadi kewajiban kita berupa shalat, menuntut ilmu, bekerja, dan selainnya, dan dengan tidak melanggar laranganNya. Semoga Allah SWT memberikan kita taufiq dan hidayahNya. Aamin