Sunday, March 6, 2011

Nasihat Imam Abu Hanifah

Nasihat Imam Abu Hanifah

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb.

Akhwat fillah, pada pembahasan kali ini An-nisa akan sedikit berbagi mengenai kisah Imam Abu Hanifah yang didapat dari sebuah buku inspiratif yang berjudul Agar Selalu Ditolong Allah. Selamat membaca :) dan semoga banyak hikmah yang dapat kita ambil didalamya ^_^
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

     Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Orang itu mengeluh “ Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, tiada seorangpun lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak pagi belum datang setetes air atau sesuap nasi keperutku sehingga seluruh badanku menjadi lamah lunglai. Oh, adakah orang yang mau memberi walaupun setes air. “

     Mendengar keluhan itu , Abu Hanifah merasa kasihan sehingga beliau melemparkan bungkusan berisi uang kepada orang yang menangis itu. Abu Hanifah lalu meneruskan perjalannanya. Orang ini terkejut ketika mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas segera dibukanya. Ternyata bungkusan itu berisi uang dan selembar kertas yang bertulis, “Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh seperti itu, kamu tidak perlu mengeluh dengan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan jangan berhenti memohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus.”

     Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melewati lagi rumah itu dan suara keluhan itu terdengar lagi, “Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin , sekedar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika tidak dberi, akan lebih sengsaralah hidupku.”

     Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan selembar kertas dari luar jendela, lalu beliau meneruskan perjalannannya. Orang itu sangat senang mendapat bungkusan lagi. Dengan cepat dibukanya. Seperti kemarin, dibacanya tulisan yang ada dalam kertas itu, “Hai kawan, bukan begitu cara memohon, bukan demikian cara berikhtiar. Perbuatan demikian “malas” namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh Allah tidak senang melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan…jangan berbuat demikian. Hendaklah engkau senang bekerja dan berusaha karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari dan diusahakan. Orang hidup tidak bisa duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan mengabulkan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu,carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, kamu akan mendapat rezeki, selama kamu tidak berutus asa. Nah…carilah pekerjaan, saya berdoa semoga engkau sukses. “

     Setelah selesai membaca surat itu , dia termenung insaf dan sadar akan kemalasan nya. Selama ini dia tidak mau berusaha. Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumah nya untuk mencari rezeki. Sejak hari itu, sikapnyapun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup dan tidak lagi melupakan nasihat dari Abu Hanifah

***
sumber : buku (Agar Selalu Ditolong Allah )
Dipost kan oleh ; An-nisa

No comments:

Post a Comment